Serumpun Blog

Warta Berita Serumpun http://serumpunkita.blogspot.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Sobat Serumpun

chat box

TWA Sicike-cike Sinergikan Wisata dengan Konservasi

MUNGKIN masih banyak masyarakat yang belum mengenal Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike, yang merupakan salah satu kawasan konservasi dengan potensi keindahan alam yang memesona. TWA yang ada di Provinsi Sumatera Utara ini secara administratif pemerintahan terletak di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole II Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi.

Sedangkan secara administratif pemangkuan, kawasan TWA Sicike-cike termasuk ke dalam wilayah Seksi Konservasi Wilayah I (berkedudukan di Sidikalang), Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I (berkedudukan di Kabanjahe), Balai Besar KSDA Sumatera Utara dengan batas administrasi sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan, sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lae Hole II Pancur Nauli, dan sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan Kec Kerajaan

Untuk mencapai lokasi ini, dari Medan dapat ditempuh melalui jalan darat sejauh 170 km dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam perjalanan, dengan rute Medan-Berastagi-Sumbul-Bangun-Pancur Nauli-TWA Sicike-cike.

Pada awalnya, status kawasan ini berdasarkan peta kawasan hutan Propinsi Sumatera Utara sebagai lampiran dari Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 923/Kpts-Um/12/1982 disebutkan bahwa kelompok hutan Danau Sicike-cike di Kabupaten Dairi ditunjuk sebagai Hutan Produksi Terbatas.

Kemudian pada tahun 1989, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 78/Kpts-II/1989 tanggal 7 Pebruari 1989 ditetapkan Perubahan fungsi hutan produksi terbatas Danau Sicike-cike seluas 575 Ha menjadi hutan wisata. Keindahan alamnya sangat potensial sehingga setatusnya harus dilindungi agar bisa dinikmati anak cucu di kemudian hari.

POTENSI Flora FAUNA


Tumbuhan asli yang terdapat di TWA Sicike-cike adalah Jenis Sampinur Tali, Sampinur Bunga, Haundolog dan Kemenyan. Di samping itu terdapat juga beberapa tanaman hias seperti anggrek hutan dan kantung semar (Nephentes spp.). Gagatan harimau, rotan dan beberapa jenis pakis, paku-pakuan serta liana juga masih ditemukan di dalam kawasan ini tumbuh dengan baik.

Berbagai jenis satwa liar hidup dan mendiami kawasan ini, seperti siamang, musang (Paradoxurus hermaprodicus), itik liar / Mentok Rimba (Cairina scutulata), Burung Enggang (Buceros Sp.) dan jenis-jenis lainnya. Satwa-satwa yang mudah dijumpai adalah jenis burung dan serangga terutama kupu-kupu.

Sungai Lae Pandaro dengan airnya yang coklat serta udara yang sejuk adalah sambutan pertama saat mencapai pintu masuk Taman Wisata Alam ini. Jalan berliku dan basah menuju danau merupakan salah satu jalur tracking yang menawan bagi para pelancong yang ingin menjelajahi TWA Sicikeh-cikeh.

Keunikan yang ada di dalam kawasan ini ditandai dengan terdapatnya 3 buah danau yang airnya tidak pernah bertambah dan juga berkurang, baik musim penghujan maupun musim kemarau. Di ketiga danau ini juga tidak dijumpai adanya aliran air/anak sungai yang menjadi sumber pasokan air. Hal yang serupa adalah tidak adanya aliran air keluar dari danau tersebut. Selain itu, salah satu danau sering juga dijadikan sebagai tempat upacara adat masyarakat setempat. Keunikan lainnya di dalam kawasan ini juga terdapat air terjun.

MULTI FUNGSI


Melihat sempurnanya potensi dan keunikan yang dimiliki kawasan TWA Sicike-cike, maka sangat dimungkinkan berbagai (multi) pengembangan/pemanfaatan dan pemberdayaan fungsi kawasan ini. Untuk pengembangan wisata tentunya sangat tepat karena potensi alam yang ada (baik flora, fauna maupun potensi wisata dan keunikan) cukup mendukung.

Kemudian, pengembangan sebagai pusat penelitian/riset keanekaragaman hayati juga dimungkinkan karena kawasan ini menyimpan dan menjadi habitat puluhan bahkan mungkin ratusan koleksi keanekaragaman hayati (khususnya tumbuhan) yang merupakan khas daerah tersebut (endemik).

Data juga menunjukkan bahwa beberapa peneliti baik dari kalangan perguruan tinggi maupun peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) serta peneliti individu sudah berulangkali melakukan riset di kawasan ini.

Selain itu, kawasan ini juga dapat dikembangkan sebagai pusat pembelajaran konservasi alam. Sudah selayaknya dunia pendidikan di Sumatera Utara (baik pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi) menggunakan dan memanfaatkan potensi yang ada di dalam kawasan ini sebagai laboratorium alam untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta kesadaran pelajar, mahasiswa dan generasi muda tentang konservasi alam dan lingkungan hidup.

Masih banyak lagi sebenarnya manfaat lain dari keberadaan kawasan ini yang dapat difungsikan, seperti bagi kalangan wartawan, karena kawasan ini menyimpan banyak cerita dan keindahan yang dapat dijadikan sebagai bahan liputan yang layak dan menarik untuk disajikan kepada masyarakat pembaca. Demikian juga dengan profesi fotografer, kawasan ini memiliki momen-momen keindahan dan keunikan alam yang dapat menjadi sasaran/bidikan kamera.

TWA Sicike-cike inipun bukan tidak mungkin juga menyimpan beragam tanaman obat-obatan yang bisa dijadikan sebagai alternatif pengobatan secara tradisonil. Sayangnya belum ada yang secara khusus melakukan penelitian untuk itu.

Salah satu yang sangat mendukung keutuhan kawasan TWA Sicike-cike sampai sekarang ini adalah tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaganya. Ditambah lagi adanya keyakinan masyarakat adat setempat yang mensakralkan TWA Sicike-cike terkait dengan legenda Sipitu Marga yang merupakan asal usul leluhur mereka.

Kondisi kawasan yang relatif aman ini perlu terus dipertahankan. Untuk itu fungsi media (pers) dalam mempublikasikan/mengekspose keberadaan, manfaat dan pentingnya menjaga kelestarian kawasan ini salah satu cara (solusi) yang sangat tepat dan efektif. Sehingga diharapkan melalui publikasi media, pengembangan TWA Sicike-cike sebagai kawasan wisata yang berwawasan konservasi dapat diwujudkan/direalisasikan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori berita dengan judul TWA Sicike-cike Sinergikan Wisata dengan Konservasi. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://serumpunkita.blogspot.com/2013/01/twa-sicike-cike-sinergikan-wisata.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Serumpun - Senin, 07 Januari 2013

Belum ada komentar untuk "TWA Sicike-cike Sinergikan Wisata dengan Konservasi"

Posting Komentar